Mata jurnalis menelisik setiap
bagian demi bagian peristiwa di kehidupan social baik secara realita maupun
fiktif. Baru-baru telah ditemukan sebuah fakta mengejutkan bahwa tak semua
kejadian ataupun peristiwa merupakan realita. Terkadang peristiwa atau kejadian
tersebut merupakan sebuah realita social yang fiksi yang sengaja dijadikan
sebuah media atau fakta dalam meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Jika
dizaman dahulu banyak jurnalis yang mendesak diri mereka untuk meliput sebuah
fakta secara gerilya. Kini dizaman dimana kebebasan merupakan hak milik yang
mutlak dimiliki oleh setiap manusia, hanya dijadikan sebuah alat untuk
memanipulasi sebuah fakta yang harusnya terungkap dalam sebuah peristiwa atau
kejadian. Namun hal tersebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil dari jurnalis
yang tidak mengerti tugas dan fungsi sebagai seorang jurnalis. Bahkan terkadang
tugas berat sebagai seorang jurnalis dijadikan sebuah penipuan untuk menambah
pundi-pundi kehidupan. Jika dilihat lebih dalam, pada zaman dahulu jurnalis
juga berperan dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.
Jangan pernah kita menyalahartikan arti jurnalis. Jurnalis secara luas tak
hanya seorang yang memegang kamera ataupun menulis berita. Tetapi seorang
jurnalis bisa juga diartikan seorang yang memberitahukan tentang segala sesuatu
yang ia miliki atau yang ia ketahui. Contohnya dapat kita lihat dari
tokoh-tokoh pendiri partai perhimpunan Indonesia yang membuat majalah Indische
Vereneegeeng yang bertujuan untuk mengkritisi kebijakan voc ataupun pemerintah
belanda yang dirasa sangat merugikan rakyat Indonesia pada saat itu. Selain
itu, sebuah tulisan yang dipopulerkan oleh salah satu pendiri Indische Partiij
yang berbunyi “..Alk iks an nederlander was ..” yang artinya “..andaikata aku
seorang belanda..”. Tulisan ini dapat dikatakan sangat menyindir pemerintah
belanda. Oleh karena tuliasan ini, ketiga tokoh Indiche Partiij pun diasingkan
oleh belanda.
Dari fakta tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa siapa saja bisa menjadi seorang jurnalis. Dua hal penting
yang dirasa wajib dimiliki oleh seorang jurnalis, yakni independent dan jujur.
Keduanya sangat berhubungan erat. Dengan adanya independent atau kenetralan
yang dimiliki seorang jurnalis tersebut maka akan tercipta sebuah tulisan
ataupun artikel yang berisi tentang kebenaran ataupun kejujuran tanpa ada yang mempengaruhi
dari pihak manapun. Memang resiko sebagai seorang jurnalis itu sangatlah tinggi
mengingat banyaknya intervensi dari pihak lain yang akan mempengaruhi karya
seorang jurnalis. Tapi itulah resiko sebagai jurnalis. Sekarang tinggal kita
yang memilih mau menjadi jurnalis yang jujur dan netral atau penipu berkedok
jurnalis. Diharapkan di zaman yang dibilang reformasi ini kenetralan atau
independensi seorang jurnalis akan semakin terjaga dari pihak-pihak yang hanya
akan merusak citra dari karya yang diciptakan oleh seorang anak bangsa. Sekian
salam jurnalis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar