Welcome to My World ^_^

Minggu, 16 Desember 2012

Catatan Jurnalis 1


           Mata jurnalis menelisik setiap bagian demi bagian peristiwa di kehidupan social baik secara realita maupun fiktif. Baru-baru telah ditemukan sebuah fakta mengejutkan bahwa tak semua kejadian ataupun peristiwa merupakan realita. Terkadang peristiwa atau kejadian tersebut merupakan sebuah realita social yang fiksi yang sengaja dijadikan sebuah media atau fakta dalam meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Jika dizaman dahulu banyak jurnalis yang mendesak diri mereka untuk meliput sebuah fakta secara gerilya. Kini dizaman dimana kebebasan merupakan hak milik yang mutlak dimiliki oleh setiap manusia, hanya dijadikan sebuah alat untuk memanipulasi sebuah fakta yang harusnya terungkap dalam sebuah peristiwa atau kejadian. Namun hal tersebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil dari jurnalis yang tidak mengerti tugas dan fungsi sebagai seorang jurnalis. Bahkan terkadang tugas berat sebagai seorang jurnalis dijadikan sebuah penipuan untuk menambah pundi-pundi kehidupan. Jika dilihat lebih dalam, pada zaman dahulu jurnalis juga berperan dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Jangan pernah kita menyalahartikan arti jurnalis. Jurnalis secara luas tak hanya seorang yang memegang kamera ataupun menulis berita. Tetapi seorang jurnalis bisa juga diartikan seorang yang memberitahukan tentang segala sesuatu yang ia miliki atau yang ia ketahui. Contohnya dapat kita lihat dari tokoh-tokoh pendiri partai perhimpunan Indonesia yang membuat majalah Indische Vereneegeeng yang bertujuan untuk mengkritisi kebijakan voc ataupun pemerintah belanda yang dirasa sangat merugikan rakyat Indonesia pada saat itu. Selain itu, sebuah tulisan yang dipopulerkan oleh salah satu pendiri Indische Partiij yang berbunyi “..Alk iks an nederlander was ..” yang artinya “..andaikata aku seorang belanda..”. Tulisan ini dapat dikatakan sangat menyindir pemerintah belanda. Oleh karena tuliasan ini, ketiga tokoh Indiche Partiij pun diasingkan oleh belanda.
            Dari fakta tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa siapa saja bisa menjadi seorang jurnalis. Dua hal penting yang dirasa wajib dimiliki oleh seorang jurnalis, yakni independent dan jujur. Keduanya sangat berhubungan erat. Dengan adanya independent atau kenetralan yang dimiliki seorang jurnalis tersebut maka akan tercipta sebuah tulisan ataupun artikel yang berisi tentang kebenaran ataupun kejujuran tanpa ada yang mempengaruhi dari pihak manapun. Memang resiko sebagai seorang jurnalis itu sangatlah tinggi mengingat banyaknya intervensi dari pihak lain yang akan mempengaruhi karya seorang jurnalis. Tapi itulah resiko sebagai jurnalis. Sekarang tinggal kita yang memilih mau menjadi jurnalis yang jujur dan netral atau penipu berkedok jurnalis. Diharapkan di zaman yang dibilang reformasi ini kenetralan atau independensi seorang jurnalis akan semakin terjaga dari pihak-pihak yang hanya akan merusak citra dari karya yang diciptakan oleh seorang anak bangsa. Sekian salam jurnalis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar